Langsung ke konten utama

Filsafat Modern, Rasionalisme, Empirisme, Renansaisme, dan Idealisme

FILSAFAT MODEREN
A. Perkembangan Filsafat Pada Zaman Modern
Istilah “modern” muncul bukan tanpa alasan. Kata ini sebetulnya memiliki sejarah yang panjang dan menggemparkan, muncul sebagai simbol antitesis, perlawanan, pemberontakan, dan penolakan terhadap apa yang lampau dan tradisional. Pada umumnya kriteria modern itu adalah apabila ada sesuatu yang baru, lain dengan biasanya, berada dan bukan bertentangan dengan kebiasaan-kebiasaan, tradisi atau adat-istiadat termasuk adat keagamaan, apabila ada gerakan atau dinamika untuk menolak atau meninggalkan hal-hal yang dianggap sebagai masa lalu dan menganut hal-hal yang dianggap baru.
B.   Macam-macam Aliran Pemikiran dalam Filsafat Modern dan Tokoh-tokoh
1.        RASIONALISME (DESCARTES – SPINOZA – LEIBNIZ)
Rasionalisme adalah paham filsafat yang  mengatakan bahwa akal (reason) adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes pengetahuan. Rasionalisme mengajarkan bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara berpikir. Alat dalam berpikir itu ialah kaidah-kaidah logis atau kaidah-kaidah logika.
a.                   Tentang Kesadaran
Dengan konsep dan metode pengetahuannya yang rasional dan baru, Rene Descartes dijuluki Bapak Filsafat Modern. Ia meyakini bahwa sumber pengetahuan yang benar adalah rasio, bukan mitos, prasangka, omongan orang, ataupun wahyu seperti yang diyakini pada Abad Pertengahan. Ia sangat yakin pada kemampuan rasio untuk mencapai kebenaran, lantaran di luar rasio mengandung kelemahan atau kesangsian. Atas keyakinannya pada rasio tersebut, ia membangun pemikiran filsafatnya.
Rasio yang dimaksud oleh Descartes adalah kesadaran (cogito). Sejak Descartes mengeluarkan konsepnya tentang kesadaran, para filsuf mulai benar-benar menggeluti masalah kesadaran.
b.              Metode Keraguan
Descartes menjelaskan pencarian kebenaran melalui metode keragu-raguan. Karyanya, A Discourse on Methode mengemukakan empat hal berikut :
1.         Kebenaran baru dinyatakan sahih jika telah benar-benar indrawi dan realitasnya telah jelas dan tegas (clearly and distincictly.
2.         Pecahkanlah setiap kesulitan atau masalah itu sampai sebanyak mungkin, sehingga tidak ada suatu keraguan apa pun yang mampu merobohkannya.
3.         Bimbinglah pikiran dengan teratur, dengan memulai dari hal yang sederhana dan mudah diketahui, kemudian secara bertahap sampai pada yang paling sulit dan kompleks.
4.         Dalam proses pencarian dan pemeriksaan hal-hal sulit, selamanya harus dibuat perhitungan-perhitungan yang sempurna serta pertimbangan-pertimbangan yang menyeluruh, sehingga diperoleh keyakinan bahwa tidak ada satu pun yang mengabaikan atau ketinggalan dalam penjelajahan itu.
c.              Tiga Realitas
Descartes menegaskan adanya tiga realitas atau substansi bawaan (ide-ide bawaan). Adapun ketiga realitas tersebut adalah :
1.         Realitas pikiran atau kesadaran (res cogitan). Descartes menyebutkan bahwa pikiran sebagai ide bawaan sudah ada sejak kita dilahirkan. Selain itu, pikiran adalah kesadaran yang tidak mengambil tempat dan tak dapat dibagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebab, pikiran bukanlah materi, melainkan jiwa yang berbeda dengan materi.
2.         Realitas perluasan atau materi (res extensa). Materi merupakan keluasan yang mengambil tempat dan dapat dibagi-bagi serta tidak memiliki kesadaran. Bagi Descartes, walaupun terkadang menampakkan kesan yang menipu dan tidak selalu sempurna atau berubah, tetapi materi sudah ada sejak semula. Karena itu, materi menunjukkan sebuah ide bawaan.
3.         Realitas Tuhan. Tuhan merupakan wujud yang seluruhnya sempurna. Adanya realitas Tuhan ini dikarenakan adanya kesadaran memiliki ide tentang yang sempurna, dan ketidaksempurnaan materi mengandalkan adanya yang sempurna. Yang sempurna itu adalah Tuhan. Karena itu, Tuhan termasuk ide bawaan.
2.   EMPIRISME (LOCKE – HUME)
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri, dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil dari bahasa Yunani empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman. Empirisme adalah lawan rasionalisme.
Buku Locke, Essay Concerning Human Understanding (1689), ditulis berdasarkan satu premis, yaitu semua pengetahuan datang dari pengalaman. Ini berarti tidak ada yang dapat dijadikan ide atau konsep tentang sesuatu yang berada di belakang pengalaman. Sebab, sebelum manusia mengalami sesuatu, pikiran atau rasio seperti tabula rasa (kertas putih kosong). Dengan contoh lain, bagi Locke, pikiran ibarat papan tulis yang masih polos dan kosong sebelum guru masuk kelas.
Proses Memperoleh Pengetahuan
Bagaimana proses memperoleh pengetahuan yang berdasarkan pada pengalaman itu? Pertama-tama sebelum manusia mengetahui sesuatu, ia melakukan proses pengindraan, pengamatan, atau observasi terhadap dunia di luar dirinya, seperti mengamati keluasan, warna, dan bau, serta mendengarkan sesuatu. Segala sesuatu yang ditangkap dari dunia luar melalui indra, oleh John Locke disebut “pandangan sederhana” atau “ide-ide sederhana” (simple ideas).
Selanjutnya, pandangan sederhana atau ide-ide sederhana itu terolah di dalam pikiran dengan cara digabung-gabungkan dan diabstraksikan, sehingga menghasilkan “pandangan kompleks” atau “ide-ide kompleks” (complex ideas), seperti ide kemanusiaan, keadilan, pepohonan dan lainnya.
Contoh sederhana mengenai pandangan John Locke tersebut ialah : pertama-tama seseorang mengamati “ide-ide sederhana”, seperti materi, manis, berair dan berwarna kemerahan yang terdapat pada suatu objek. Kemudian, ide-ide sederhana itu digabungkan dan diabstraksikan menjadi “ide kompleks”, sehingga menghasilkan nama “buah anggur”. Nama “buah anggur” yang tak lain adalah ide kompleks merupakan hasil penggabungan dari ide-ide sederhana tadi. Jadi, “ide kompleks” merupakan kumpulan dari “ide-ide sederhana” yang didapat dari pengalaman. Dengan demikian, ide kompleks yang oleh kaum rasionalis sering disebut sebagai ide bawaan sebenarnya juga adalah dari pengalaman.

3. RENANSAISME
Renaisans adalah suatu periode sejarah yang mencapai titik puncaknya kurang lebih pada tahun 1500. Perkataan "renaisans" berasal dari bahasa Perancis renaissance yang artinya adalah "Lahir Kembali" atau "Kelahiran Kembali". Yang dimaksudkan biasanya adalah kelahiran kembali budaya klasik terutama budaya Yunani kuno dan budaya Romawi kuno. Namun zaman sekarang hal ini bisa menyangkut segala hal.
Dilihat dari definisinya, kata "renaissance" menyiratkan sebuah pembangunan kembali atau kebangkitan. Abad Renaisans adalah sebuah gerakan kebudayaan antara abad ke-14 hingga abad ke-17, bermula di Italia pada akhir Abad Pertengahan dan kemudian menyebar ke seluruh Eropa. Gerakan ini mencakup kebangkitan pengetahuan berdasarkan sumber-sumber klasik, tumbuhnya panutan pada Sri Paus dan segala sesuatu yang anggun, perkembangan gaya perspektif dalam seni lukis, dan kemajuan ilmu pengetahuan. Gerakan Masa Pencerahan memberikan efek yang luar biasa pada semua usaha untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, tapi mungkin yang paling terkenal adalah kemajuan dari segi kesenian dan kontribusi dari para polymath (orang yang memiliki ilmu yang tinggi dalam berbagai macam hal) seperti Leonardo da Vinci dan Michelangelo, yang menyebabkan munculnya sebutan “Renaissance Men”.
4. IDEALISME
Idealisme adalah salah satu aliran filsafat  yang berpaham bahwa pengetahuan dan kebenaran tertinggi adalah ide. Semua bentuk realita adalah manifestasi dalam ide. Karena pandangannya yang idealis itulah idealisme sering disebut sebagai lawan dari aliran realisme. Tetapi, aliran ini justru muncul atas feed back realisme yang menganggap realitas sebagai kebenaran tertinggi.
Setelah Kant mengetengahkan kemampuan akal manusia, maka para murid Kant tidak puas terhadap batas kemampuan akal, alasanya karena akal murni tidak akan dapat mengenai hal yang berada di luar pengalaman. Untuk itu, dicarinya suatu dasar, yaitu suatu sisitem metafisika yang ditemukan lewat dasar tindakan : aku sebagai sumber yang sekonkret-konkretnya. Titik tolak tersebut dipakai sebagai dasar untuk membuat suatu kesimpulan tentang keseluruha yang ada.
Pelopor Idealisme J.G. Fichte (1762-1814), F.W.J. Scheling (1775-1854), G.W.F Hegel (1770-1831), Schopenhauer (1788-1860).
Apa yang dirintis oleh Kant mencapai puncak perkembanganya pada Hegel. Pengaruhnya begitu besar sampai luar Jerman. Menjadi profesor ilmu filsafat sampai meninggal. Setelah ia mempelajari pemikiran Kant, ia tidak puas tentang ilmu pengetahuan yang dibatasi secara kritis. Menurut pendapatnya, segala peristiwa didunia ini hanya dapat dimengerti jika suatu syarat dipenuhi, yaitu jika peristiwa-peristiwa itu sudah  secara otomatis mengandung penjelasan-penjelasanya. Ide yang berpikir itu sebenarnya adalah gerak yang menimbulkan gerak lain. Artinya, gerak yang menimbulkan tesis, kemudian menimbulkan anti tesis (gerak yang bertentangan). Kemudian timbul sintesis yang merupakan tesis baru, yang nantinya menimbulkan antitesis dan seterusnya. Inilah yang disebutnya sebagai dialetika. Proses dialetika inilah yang menjelaskan segala peristiwa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Sejarah Perkembangan Ilmu Kalam

METODOLOGI STUDI TEOLOGI Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi Islam Dosen pengampu : Samsul Rahmi, M.Hum Penyusun : 1. M.Raihani 2. Muhammad Zein Aqly 3. Mahmud SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI TAHUN AKADEMIK 2017/2018 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb Bismillahirrahmanirrahim, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat Rahmat, Taufik, Hidayah serta Inayah Nyalah, kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini sebagai salah satu tugas dari mata Kuliah Metodologi studi islam (MSI) Makalah yang kami susun ini berjudul “Pendekatam Dalam Studi Agama” yang diharapkan dapat memberi pengetahuan yang lebih luas. Makalah ini memuat tentang Pendekatan di Dalam Memahami Agama Seperti kata peribahasa “tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dalam melaksanakan tugas ini tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, sehingga dengan kerendahan hati, kami sangat memerlukan kritik dan sar

Makalah Sumber Ajaran Islam

SUMBER AJARAN ISLAM Makalah ini di tulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Studi islam Dosen Pembimbing: SYAMSUL RAHMI M.Hum Disusun oleh : Kelompok : 4 1. Muhammad Ridha 2. Muhammad Rayyan Huzaifi 3. Muhammad Sholifuddin 4. Rahmatullah SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) RASYIDIYAH KHALIDIYAH AMUNTAI 2017 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam adalah agama yang sempurna yang tentunya sudah memiliki aturan dan hukum yang harus dipatuhi dan dijalankan oleh seluruh umatnya. Setiap aturan dan hukum memiliki sumber-sumbernya sendiri sebagai pedoman dan pelaksananya. Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang lebih baik, sejahtera lahir dan batin. Untuk itu kita sebagai umat Islam yang taat harus mengetahui sumber-sumber ajaran Islam yang ada, serta mengetahui isi kandunganya. Namun sumber-sumber tersebut tidak hanya di jadikan sebagai pengetahuan saja, tetapi harus diterapkan d